Minggu, 29 April 2018

makalah Kewirausahaan Manajemen dan motivasi berwirausaha

Kewirausahaan


MANAJEMEN DAN MOTIVASI
DALAM BERWIRAUSAHA

















NAMA KELOMPOK :

1.      SAMSAWATI                       A241 15 109
2.      PUPUT AMANDA W          A241 15 103
3.      KADEK HERI                      A241 15 100









PRODI FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2017/2018






KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat menambah wawasan dalam berwirausaha. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang manajemen dan motivasi berwirausaha dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Palu, 18 April 2018
P e n u l i s



KELOMPOK II


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Tujuan
C.     Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A.    Manajemen Berwirausaha
B.     Motivasi Berwirausaha
C.     Karakteristik Kewirausahaan
D.    Potensi kewirausahaan
E.     Jenis dan tujuan motivasi
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran
BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Sejarah kewirausahaan menunjukkan bahwa Wirausahawan mempunyai karakteristik umum serta berasal dari kelas yang sama. Para pemula revolusi industri Inggris berasal dari kelas menengah dan menengah bawah. Dalam sejarah Amerika pada akhir abad ke sembilan belas, Heillbroner mengemukakan bahwa rata-rata Wirausahawan adalah anak dari orang tua yang mempunyai kondisi keuangan yang memadai, tidak miskin dan tidak kaya. Schumpeter menulis bahwa Wirausahawan tidak membentuk suatu kelas sosial tetapi berada dari semua kelas. 
Manajemen Kewirausahaan. Sosok kewirausahaan yang ideal dituntut mempunyai nilai-nilai kearah kualitas manusia yang semapan mungkin, dalam artian sangat memperhatikan struktur prioritas kewirausahaan yang terdiri dari empat lapisan.

B.            Tujuan
Makalah ini dibuat untuk
1.             Memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan
2.             Menambah wawasan bagaimana me-Manaj waktu dengan baik dalam berwirausaha
3.             Berbagi pengetahuan

C.           Rumusan Masalah
1.             Apa itu manajemen berwirausaha
2.             Apa itu motivasi berwirausaha
3.             Karakteristik Kewirausahaan
4.             Potensi kewirausahaan
5.             Jenis dan tujuan motivasi
BAB II
PEMBAHASAN

A.           Manajemen Wirausaha
Pada dasarnya dunia wirausaha merupakan pilihan yang cukup rasional dalam situasi dan kondisi terbatasnya kesempatan kerja. Oleh karena itu sudah seharusnya kaum muda Indonesia menciptakan pekerjaan yang layak dan produktif melalui wirausaha. Individu yang memiliki karakteristik sebagai seorang wirausaha akan lebih berhasil jika didukung oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu manajemen diri, karena dengan manajemen diri yang tinggi siswa dapat melakukan pengelolaan hidup dan dan kemandirian yang tinggi.
Manajemen mempunyai arti yang amat luas. Kegunaannya juga sangat universal dan semua orang atau organisasi memerlukan manajemen. Banyak sekali kasus yang membuktikan bahwa bila manajemen terabaikan, maka sebuah organisasi akan menjadi kacau dan morat marit. Perusahaan tanpa manajemen yang baik, bisa dipastikan akan mengalami hambatan besar dalam perkembangannya. Oleh sebab itu, setiap orang yang ingin memulai usaha harus mewaspadai aspek tata laksana sedini mungkin. Mulailah kegiatan manajemen seketika pada saat perusahaan baru saja dimulai, sekecil apapun ukurannya
Menurut Sumahamijaya, Yasben dan Dana (2003) pada dasarnya dunia wirausaha merupakan pilihan yang cukup rasional dalam situasi dan kondisi yang tidak mampu diandalkan, akan tetapi sampai saat ini dunia wirausaha belum menjadi lapangan pekerjaan yang diminati dan dinanti bagi para sarjana sekalipun, padahal salah satu ciri yang menonjol pada negara-negara maju adalah banyaknya wirausahawan atau wiraswastawan. Kemajuan yang telah dicapai oleh bangsa Barat dan Jepang adalah justru karena mereka mampu melahirkan tenaga-tenaga yang mempunyai minat wirausaha tinggi sebanyak 2 % dari jumlah penduduk, 20 % tenaga wiraswasta menengah, dan sisanya adalah tenaga wiraswasta biasa.
Faktor yang berkaitan erat dengan motivasi berwirausaha adalah manajemen diri. Juana (2000) mengemukakan manajemen diri adalah kemampuan individu mengatur dan mengelola diri sendiri dalam hal yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan, waktu dan pencapaian tujuan diri. Menurut Prijosaksono (2001), manajemen diri atau self management merupakan kemampuan individu untuk mengendalikan sepenuhnya keberadaan diri secara keseluruhan (fisik, emosi, mental atau pikiran, jiwa maupun rohnya) dan realita kehidupannya dengan memanfaatkan kemampuan yang dimilikinya.
Strategi yang pertama dan utama dalam manajeman diri adalah berusaha mengetahui diri sendiri dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki dengan segenap kekuatan dan potensinya. Individu yang dapat mengatur waktunya dengan baik tidak akan pernah kehilangan waktu dan kesempatan untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya, mampu mengambil keputusan dengan cepat dan memiliki inisiatif dan ide-ide cemerlang berkaitan dengan pekerjaan. Seorang yang memiliki manajemen diri tinggi akan mampu mengatur diri sendiri dan menentukan prioritas tujuan dengan menggunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin melakukan proses perubahan untuk menciptakan kesejahteraan.
Isdianto dkk (2005) mengemukakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi berwirausaha yaitu pemahaman individu terhadap kewirausahaan, adanya minat berwirausaha, kesesuaian kemampuan diri dengan pemilihan pekerjaan dalam bidang kewirausahaan dan kesesuaian bidang keilmuan dengan dunia kewirausahaan. Ulasan ini menunjukkan variabel manajemen diri tersirat dalam kesesuian kemampuan diri dengan bidang pekerjaan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Juana (2000) yang menyatakan manajemen diri adalah bagaimana individu mengatur dan mengelola diri sendiri dalam hal yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan, waktu dan pencapaian tujuan diri. Waktu dan tujuan diri merupakan faktof yang sangat penting dalam berwirausaha, karena semakin efektif memanfaatkan waktu dan semakin fokus tujuan yang diinginkan maka akan semakin meningkatkan motivasi dalam berwirausaha.
Maxwell (Prijosaksono, 2001) pengaruh manajemen diri terhadap motivasi berwirausaha dapat ditunjukkan dalam :
a)             kemampuan pengelolaan waktu. Waktu harus dikelola dan dikendalikan dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai sasaran dan tujuan dalam kehidupan dan pekerjaan secara efektif dan efisien;
b)             Hubungan antar manusia. Cara berhubungan dengan orang lain merupakan kunci sukses utama kesuksesan;
c)             Perspektif diri. Individu yang dapat melihat dan menilai dirinya sama dengan apa yang dilihat dan dipikirkan oleh orang lain pada dirinya berarti individu tersebut jujur dan nyata dalam menilai dirinya.
Agar dalam bekerja seseorang dapat optimal, maka diperlukan minat dalam bekerja. Motivasi berwirausaha mempunyai tingkat yang berbeda pada masing-masing individu tetapi didasarkan oleh aspek-aspek yang sama. Dalam pemenuhan aspek-aspek tersebut individu tidak dapat melepaskan diri dari kebutuhan-kebutuhan itu dan bila salah satu kebutuhan tersebut tidak dapat terpenuhi akan membawa dampak yang negatif pada wirausaha.
Adapun aspek-aspek yang mendorong motivasi berwirausaha menurut Riyanti (2003):
a.              Kemandirian, merupakan kemampuan berdiri sendiri yang ditafsirkan secara kritis dan dinamis, bukan berarti harus bekerja sendiri tanpa berhubungan atau bekerja sama dengan siapapun,
b.             Inovatif, merupakan kemampuan untuk seorang pengusaha yang mempunyai mentalitas kewirausahaan yang menilai tinggi orientasi ke depan, menilai tinggi hasrat untuk menemukan ide-ide baru, berorientasi pada hasil karya dan menilai tinggi kemampuan, disiplin dan bertanggung jawab disertai dengan hasrat untuk berprestasi pada bidangnya,
c.              Menanggung resiko, yaitu kemampuan individu untuk menghadapi segala tantangan dan kemungkinan yang akan terjadi dengan penuh perhitungan, seperti persaingan, naik turunnya harga, barang tidak laku, dan sebagainya.
Menurut Prijosaksono (2001), manajemen diri atau self management merupakan kemampuan individu untuk mengendalikan sepenuhnya keberadaan diri secara keseluruhan (fisik, emosi, mental atau pikiran, jiwa maupun rohnya) dan realita kehidupannya dengan memanfaatkan kemampuan yang dimilikinya. Goleman (2000) mengungkapkan bahwa manajemen diri merupakan pengelolaan impuls dan perasaan yang menekan tergantung pada keselarasan kerja pusat emosi dan pusat eksekusi otak di lobus prefrontal.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, O’Keefe dan Berger (Prijosaksono, 2001) mendefiniskan self management sebagai menyelesaikan tujuan. Self management tidak sama dengan self control karena self control berkonotasi mengendalikan atau menahan rintangan sedangkan self management adalah melakukan hal-hal seperti biasanya menyangkut diri sendiri dengan kebebasan dan spontan. Manajemen diri dapat membentuk individu kearah lebih baik sesuai dengan perilaku mana yang akan diubah, ditingkatkan atau dikurangi sehingga mampu membantu individu untuk memotivasi kerja individu.
Maxwell (Prijosaksono, 2001) mengemukakan aspek-aspek yang terdapat dalam manajemen diri antara lain :
a.              Pengelolaan waktu. Waktu merupakan hal utama dalam manajemen diri. Seperti halnya kehidupan yang harus dikelola dan dikendalikan, waktu juga harus dikelola dan dikendalikan dengan sebaikbaiknya agar dapat mencapai sasaran dan tujuan dalam kehidupan dan pekerjaan secara efektif dan efisien. Selama ini pengertian mengelola waktu hanya diartikan sebagai cara mengalokasikan waktu secara efektif dan efisien.
b.             Hubungan antar manusia. Hubungan antara merupakan pilar utama dalam manajemen diri, karena individu selalu berhubungan dengan orang lain dalam hampir semua aspek kehidupan. Hubungan personal yang erat dapat menjadi sumber kekuatan dan pembaruan yang terus menerus. Efektif tidaknya hubungan seseorang dengan orang lain sangat mempengaruhi pencapaian hal-hal terbaik dalam kehidupan, dan dalam mengembangkan kehidupan yang lebih bermakna baik itu ditempat kerja atau dalam kehidupan tinggal. Cara berhubungan dengan orang lain merupakan kunci sukses utama kesuksesan. Dalam hidup seseorang membutuhkan teman, sahabat, kekasih, rekan kerja, maupun mitra bisnis, juga membutuhkan orang yang dapat diajak berbagai keceriaan, kesedihan, ketakutan, kegagalan, dan keberhasilan. Interaksi ini menyentuh dan membangun seseorang pada tingkat kehidupan yang terdalam.
c.              Perspektif diri. Perspektif diri terbentuk jika individu dapat melihat dirinya sama dengan apa yang dilihat orang lain pada dirinya. Individu yang dapat melihat dan menilai dirinya sama dengan apa yang dilihat dan dipikirkan oleh orang lain pada dirinya berarti individu tersebut jujur dan nyata dalam menilai dirinya sehingga individu tersebut memiliki penerimaan diri yang lebih luas yang pada akhirnya akan mempermudah individu dalam manajemen diri, tetapi jika individu tidak dapat melihat dirinya seperti yang dilihat oleh orang lain secara jujur dan sesuai kenyataan maka akan mengarah pada suatu kebohongan pada diri sendiri dan individu tersebut akan menciptakan cermin diri yang semu sehingga individu tidak dapat menerima kenyataan dirinya.

B.            Motivasi Berwirausaha
Motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti dorongan atau daya penggerak. Pada dasarnya perusahaan bukan saja mengharapkan karyawan yang mampu, cakap dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Kemampuan, kecakapan dan keterampilan karyawan tidak ada artinya bagi perusahaan, jika mereka tidak mau bekerja keras dengan mempergunakan kemampuan, kecakapan dan ketermpilan yang dimiliknya.
Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas yang tinggi.
Perbuatan manusia selalu didorong oleh faktor-faktor yang mendorong dirinya untuk melakukan perbuatan atau tingkah laku tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tidak ada manusia yang mengerjakan suatu aktifitas atau pekerjaan tertentu kalau tidak ada tujuan yang ingin dicapainya. Begitu pula dalam hal berwirausaha, manusia memerlukan adanya motivasi dalam dirinya.
Wiratmo (1996) mengemukakan wirausaha adalah seseorang yang gagah berani dan pantas jadi tauladan dalam bidang usaha, dengan kata lain wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai sifat-sifat kewirausahaan: keberanian mengambil resiko, keutamaan, kreativitas, dan ketauladanan dalam menangani usaha atau perusahaan dengan berpijak pada keamanan kemampuan sendiri.
Wirausaha adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologis, dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi.
Menurut Sumahamijaya dkk (2003) pengertian wirausaha adalah enterpreneur yang berisikan hardship: perlu keprihatinan dalam menghadapi kesukaran, salesmanship : keahlian meyakinkan apa saja kepada orang lain, termasuk keahlian menjual, leadership : kepemimpinan, dan kemampuan mengambil resiko. Robbins (Hasibuan, 2003) yang berpendapat bahwa motivasi sebagai suatu kerelaan untuk berusaha seoptimal mungkin dalam pencapaian tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk memuaskan beberapa kebutuhan individu.
Berdasarkan pengertian motivasi dan pengertian wirausaha, maka pada penelitian ini motivasi berwirausaha disimpulkan sebagai keadaan yang mendorong, menggerakan dan mengarahkan keinginan individu untuk melakukan kegiatan kewirausahaan, dengan cara mandiri, percaya pada diri sendiri, berorientasi ke masa depan, berani mengambil resiko, kreatif dan menilai tinggi hasrat inovasi.
Pikiran wirausahawan haruslah terorganisasi dengan baik sekali dan mampu memfokuskan pada pelbagai problem. Wirausahawan haruslah mampu memindahkan perhatian wirausahawan dari satu problem ke problem lain dengan upaya yang minim.
Suatu pedoman bagi kepemimpinan yang baik adalah “perlakukanlah orang-orang lain sebagaimana wirausahawan ingin diperlakukan”. Berusaha membangkitkan suatu keadaan dari sudut pandangan orang lain akan ikut mengembangkan sebuah sikap tepo seliro.
Pengusaha yang berpeluang untuk maju secara mantap adalah yang memiliki jiwa kepemimpinan yang sangat menonjol. Ciri-ciri mereka biasanya sangat menonjol, dan sangat khas. Dimana keputusan dan sepak terjangnya sering dianggap tidak lazim dan lain dari pada umumnya pengusaha. Mereka “tampil beda”.
Jika wirausahawan mau meneliti lebih jauh, ternyata keberhasilan-keberhasilan itu sebenarnya bukan disebabkan oleh ketrampilan semata, melainkan lebih oleh jiwa kepemimpinan yang dimiliki si pengusaha. Leadership yang bersangkutan yang menuntun dan membawanya ke jenjang sukses.
Ada tiga hal yang memungkinkan seseorang, baik trampil maupun tidak untuk bisa tampil sebagai tokoh yang sukses, atau orang yang berkecukupan yaitu :
v   Memanfaatkan ledership yang berasal dari diri sendiri.
v   Memanfaatkan ledership orang lain.
v   Faktor keberuntungan (luck atau hoki)




C.           Karakteristik Wirausahawan
Sejarah kewirausahaan menunjukkan bahwa Wirausahawan mempunyai karakteristik umum serta berasal dari kelas yang sama. Para pemula revolusi industri Inggris berasal dari kelas menengah dan menengah bawah. Dalam sejarah Amerika pada akhir abad ke sembilan belas, Heillbroner mengemukakan bahwa rata-rata Wirausahawan adalah anak dari orang tua yang mempunyai kondisi keuangan yang memadai, tidak miskin dan tidak kaya. Schumpeter menulis bahwa Wirausahawan tidak membentuk suatu kelas sosial tetapi berada dari semua kelas.
Menurut Mc Clelland, karakteristik Wirausahawan adalah sebagai berikut :
1.             Keinginan untuk berprestasi.
Penggerak psikologis utama yang memotivasi Wirausahawan adalah kebutuhan untuk berprestasi, yang biasanya diidentifikasikan sebagai kebutuhan. Kebutuhan ini didefinisikan sebagai keinginan atau dorongan dalam diri orang yang memotivasi perilaku ke arah pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan merupakan tantangan bagi kompetisi individu.
2.             Keinginan untuk bertanggung jawab.
Wirausahawan menginginkan tanggung jawab pribadi bagi pencapaian tujuan. Mereka memilih menggunakan sumber daya sendiri dengan cara bekerja sendiri untuk mencapai tujuan dan bertanggung jawab sendiri terhadap hasil yang dicapai. Akan tetapi mereka akan melakukannya secara berkelompok sepanjang mereka bisa secara pribadi mempengaruhi hasil-hasil.
3.             Preferensi kepada resiko-resiko menengah.
Wirausahawan bukanlah penjudi. Mereka memilih menetapkan tujuan-tujuan yang membutuhkan tingkat kinerja yang tinggi, suatu tingkatan yang mereka percaya akan menuntut usaha keras tetapi yang dipercaya bisa mereka penuhi.



4.             Persepsi pada kemungkinan berhasil.
Keyakinan pada kemampuan untuk mencapai keberhasilan adalah kwalitas kepribadian Wirausahawan yang penting. Mereka mempelajari fakta-fakta yang dikumpulkan dan menilainya. Ketika semua fakta tidak sepenuhnya tersedia, mereka berpaling pada sikap percaya diri mereka yang tinggi dan melanjutkan tugas-tugas tersebut.
5.             Rangsangan oleh umpan balik.
Wirausahawan ingin mengetahui bagaimana hal yang mereka kerjakan, apakah umpan baliknya baik atau buruk. Mereka dirangsang untuk mencapai hasil kerja yang lebih tinggi dengan mempelajari seberapa efektif usaha mereka.
6.             Aktifitas enerjik.
Wirausahawan menunjukan enerji yang jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata orang. Mereka bersifat aktif dan mobil dan mempunyai proporsi waktu yang besar dalam mengerjakan tugas dengan cara baru. Mereka sangat menyadari perjalanan waktu. Kesadaran ini merangsang mereka untuk terlibat secara mendalam pada kerja yang mereka lakukan.
7.             Orientasi ke masa depan.
Wirausahawan melakukan perencanaan dan berpikir ke depan. Mereka mencari dan mengantisipasi kemungkinan yang terjadi jauh di masa depan.
8.             Ketrampilan dalam pengorganisasian.
Wirausahawan menunjukkan ketrampilan dalam organisasi kerja dan orang-orang dalam mencapai tujuan. Mereka sangat obyektif dalam memilih individu-individu untuk tugas tertentu. Mereka akan memilih yang ahSli bukan teman agar pekerjaan bisa dilakukan dengan efisien.
9.             Sikap terhadap uang.
Keuntungan finansial adalah nomor dua dibandingkan arti penting dari prestasi kerja mereka. Mereka hanya memandang uang sebagai lambang kongkret dari tercapainya tujuan dan sebagai pembuktian dari kompetensi mereka.

D.           Potensi Kewirausahaan
Karakteristik Wirausahawan sukses dengan semangat tinggi akan memberikan pedoman bagi analisa diri sendiri.
1.             Kemampuan inovatif.
Inovasi memerlukan pencarian kesempatan baru. Hal tersebut berarti perbaikan barang dan jasa yang ada, menciptakan barang dan jasa baru, atau mengkombinasikan unsur-unsur produksi yang ada dengan cara baru dan lebih baik.
2.             Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity).
Ini berarti kemampuan untuk berhubungan dengan hal yang tidak terstruktur dan tidak bisa diprediksi. Karakteristik ini berkaitan erat dengan proses inovatif.
3.             Keinginan untuk berprestasi adalah tanda-tanda penting dari dorongan ke-Wirausahaan.
Hal ini menandai para pemiliknya sebagai orang yang tidak mengenal menyerah di dalam mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan sendiri.
4.             Kemampuan perencanaan realistis.
Menetapkan tujuan yang menantang dan bisa diterapkan adalah tanda dari perencanaan realistis. Tujuan ditetapkan sesuai dengan tujuan dari Wirausahawan.
5.             Kepemimpinan terorientasi pada tujuan.
Wirausahawan membutuhkan aktivitas yang mempunyai tujuan. Semangat yang tinggi memotivasi mereka untuk mengarahkan tenaga mereka dan rekan kerja serta bawahan mereka ke arah tujuan yang ditetapkan.



6.             Obyektivitas.
Wirausahawan obyektif di dalam mengarahkan pemikiran dan aktivitas keWirausahaannya dengan cara pragmatis. Wirausahawan mengumpulkan fakta-fakta yang ada, mempelajarinya dan menentukan arah tindakan dengan cara-cara praktis.
7.             Tanggung jawab pribadi.
Wirausahawan memikul tanggung jawab pribadi, mereka menetapkan tujuan sendiri dan memutuskan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut dengan kemampuan mereka sendiri.

E.            Jenis dan Tujuan Motivasi
Jenis-jenis motivasi diantaranya:
1.            Motivasi Positif (insentif positif), manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik.
2.            Motivasi negatif (insentif negatif), manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang baik (prestasi rendah).

Tujuan Motivasi
1.             Mendorong gairah dan semangat kerja
2.             Meningkatkan kepuasan
3.             Meningkatkan produktivitas kerja
4.             Mempertahankan loyalitas
5.             Efektifitas
6.             Efisiensi
7.             Meningkatkan kreativitas, dan lain-lain
8.             Kemampuan beradaptasi.
Para Wirausahawan mampu menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Ketika Wirausahawan terhambat oleh kondisi yang berbeda dari apa yang mereka harapkan, mereka tidak menyerah, namun melihat situasi secara obyektif.
9.             Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator.
Wirausahawan mempunyai kemampuan mengorganisasi dan administasi di dalam mengidentifikasi dan mengelompokkan orang-orang berbakat untuk mencapai tujuan. Mereka menghargai kompetensi dan akan memilih para spesialis untuk mengerjakan tugas dengan efisien.
BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan
Untuk menjadi wirausahawan yang sukses, seseorang harus memiliki ide atau visi bisnis yang jelas serta kemauan dan keberanian untuk menghadapi risiko, baik berupa waktu maupun uang. Apabila ada kesiapan dalam menghadapi risiko.
Bila ingin sukses harus membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan, dan menjalankannya. Agar usaha tersebut berhasil, selain harus bekerja keras sesuai dengan urgensinya, wiraushawan harus mampu mengembangkan hubungan, baik dengan mitra usaha maupun semua pihak yang terkait dengan kepentingan perusahaan.

B.            Saran
Sukses dalam berwirausaha tidak diperoleh secara tiba-tiba atau instan dan secara kebetulan, tetapi dengan penuh perencanaan, memiliki visi, misi, kerja keras, dan memiliki keberanian secara bertanggung jawab.



DAFTAR PUSTAKA

http://nayarachma.blogspot.co.id/2017/05/makalah-motivasi-berwirausaha_5.html
https://core.ac.uk/download/pdf/11717802.pdf
http://eprints.ums.ac.id/21440/13/publikasi.pdf
https://www.academia.edu/8712553/entrepreneurship_manajemen_sumber_daya_dan_motivasi_dalam_kewirausahaan.2017