Kewirausahaan
MANAJEMEN
DAN MOTIVASI
DALAM
BERWIRAUSAHA
NAMA KELOMPOK :
1.
SAMSAWATI A241 15 109
2.
PUPUT AMANDA W A241 15 103
3.
KADEK HERI A241 15 100
PRODI FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2017/2018
KATA
PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat menambah wawasan dalam berwirausaha.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang manajemen dan motivasi berwirausaha
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Palu, 18 April 2018
P e n u l i s
KELOMPOK II
DAFTAR
ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Tujuan
C.
Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A.
Manajemen Berwirausaha
B.
Motivasi Berwirausaha
C.
Karakteristik Kewirausahaan
D.
Potensi kewirausahaan
E.
Jenis dan tujuan motivasi
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sejarah kewirausahaan menunjukkan
bahwa Wirausahawan
mempunyai karakteristik umum serta berasal dari
kelas yang sama. Para pemula revolusi industri Inggris berasal dari kelas
menengah dan menengah bawah. Dalam sejarah Amerika pada akhir abad ke sembilan
belas, Heillbroner mengemukakan bahwa rata-rata Wirausahawan adalah anak dari
orang tua yang mempunyai kondisi keuangan yang
memadai, tidak miskin dan tidak kaya. Schumpeter menulis bahwa Wirausahawan tidak membentuk suatu kelas sosial tetapi berada dari semua
kelas.
Manajemen Kewirausahaan. Sosok kewirausahaan yang ideal dituntut mempunyai nilai-nilai
kearah kualitas manusia yang semapan mungkin, dalam artian sangat memperhatikan
struktur prioritas kewirausahaan yang terdiri dari empat lapisan.
B.
Tujuan
Makalah ini dibuat untuk
1.
Memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan
2.
Menambah wawasan bagaimana me-Manaj
waktu dengan baik dalam berwirausaha
3.
Berbagi pengetahuan
C.
Rumusan
Masalah
1.
Apa itu manajemen berwirausaha
2.
Apa itu motivasi berwirausaha
3.
Karakteristik Kewirausahaan
4.
Potensi kewirausahaan
5.
Jenis dan tujuan motivasi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Manajemen
Wirausaha
Pada dasarnya
dunia wirausaha merupakan pilihan yang cukup rasional dalam situasi dan kondisi
terbatasnya kesempatan kerja. Oleh karena itu sudah seharusnya kaum muda
Indonesia menciptakan pekerjaan yang layak dan produktif melalui wirausaha.
Individu yang memiliki karakteristik sebagai seorang wirausaha akan lebih
berhasil jika didukung oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu manajemen diri,
karena dengan manajemen diri yang tinggi siswa dapat melakukan pengelolaan
hidup dan dan kemandirian yang tinggi.
Manajemen mempunyai
arti yang amat luas. Kegunaannya juga sangat universal dan semua orang atau
organisasi memerlukan manajemen.
Banyak sekali kasus yang membuktikan bahwa bila manajemen terabaikan,
maka sebuah organisasi akan menjadi kacau dan morat marit. Perusahaan
tanpa manajemen yang
baik, bisa dipastikan akan mengalami hambatan besar dalam perkembangannya. Oleh
sebab itu, setiap orang yang ingin memulai usaha harus mewaspadai aspek tata
laksana sedini mungkin. Mulailah kegiatan manajemen seketika
pada saat perusahaan baru saja dimulai, sekecil apapun ukurannya
Menurut
Sumahamijaya, Yasben dan Dana (2003) pada dasarnya dunia wirausaha merupakan
pilihan yang cukup rasional dalam situasi dan kondisi yang tidak mampu
diandalkan, akan tetapi sampai saat ini dunia wirausaha belum menjadi lapangan
pekerjaan yang diminati dan dinanti bagi para sarjana sekalipun, padahal salah
satu ciri yang menonjol pada negara-negara maju adalah banyaknya wirausahawan
atau wiraswastawan. Kemajuan yang telah dicapai oleh bangsa Barat dan Jepang
adalah justru karena mereka mampu melahirkan tenaga-tenaga yang mempunyai minat
wirausaha tinggi sebanyak 2 % dari jumlah penduduk, 20 % tenaga wiraswasta
menengah, dan sisanya adalah tenaga wiraswasta biasa.
Faktor yang
berkaitan erat dengan motivasi berwirausaha adalah manajemen diri. Juana (2000)
mengemukakan manajemen diri adalah kemampuan individu mengatur dan mengelola
diri sendiri dalam hal yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan, waktu dan
pencapaian tujuan diri. Menurut Prijosaksono (2001), manajemen diri atau self management
merupakan kemampuan individu untuk mengendalikan sepenuhnya keberadaan diri
secara keseluruhan (fisik, emosi, mental atau pikiran, jiwa maupun rohnya) dan
realita kehidupannya dengan memanfaatkan kemampuan yang dimilikinya.
Strategi yang
pertama dan utama dalam manajeman diri adalah berusaha mengetahui diri sendiri
dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki dengan segenap kekuatan
dan potensinya. Individu yang dapat mengatur waktunya dengan baik tidak akan
pernah kehilangan waktu dan kesempatan untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya,
mampu mengambil keputusan dengan cepat dan memiliki inisiatif dan ide-ide
cemerlang berkaitan dengan pekerjaan. Seorang yang memiliki manajemen diri
tinggi akan mampu mengatur diri sendiri dan menentukan prioritas tujuan dengan
menggunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin melakukan proses perubahan
untuk menciptakan kesejahteraan.
Isdianto dkk
(2005) mengemukakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi
berwirausaha yaitu pemahaman individu terhadap kewirausahaan, adanya minat
berwirausaha, kesesuaian kemampuan diri dengan pemilihan pekerjaan dalam bidang
kewirausahaan dan kesesuaian bidang keilmuan dengan dunia kewirausahaan. Ulasan
ini menunjukkan variabel manajemen diri tersirat dalam kesesuian kemampuan diri
dengan bidang pekerjaan.
Hal ini sesuai
dengan pendapat Juana (2000) yang menyatakan manajemen diri adalah bagaimana
individu mengatur dan mengelola diri sendiri dalam hal yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan, waktu dan pencapaian tujuan diri. Waktu dan tujuan diri
merupakan faktof yang sangat penting dalam berwirausaha, karena semakin efektif
memanfaatkan waktu dan semakin fokus tujuan yang diinginkan maka akan semakin
meningkatkan motivasi dalam berwirausaha.
Maxwell
(Prijosaksono, 2001) pengaruh manajemen diri terhadap motivasi berwirausaha
dapat ditunjukkan dalam :
a)
kemampuan pengelolaan waktu. Waktu harus
dikelola dan dikendalikan dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai sasaran dan
tujuan dalam kehidupan dan pekerjaan secara efektif dan efisien;
b)
Hubungan antar manusia. Cara berhubungan
dengan orang lain merupakan kunci sukses utama kesuksesan;
c)
Perspektif diri. Individu yang dapat
melihat dan menilai dirinya sama dengan apa yang dilihat dan dipikirkan oleh
orang lain pada dirinya berarti individu tersebut jujur dan nyata dalam menilai
dirinya.
Agar dalam
bekerja seseorang dapat optimal, maka diperlukan minat dalam bekerja. Motivasi
berwirausaha mempunyai tingkat yang berbeda pada masing-masing individu tetapi
didasarkan oleh aspek-aspek yang sama. Dalam pemenuhan aspek-aspek tersebut
individu tidak dapat melepaskan diri dari kebutuhan-kebutuhan itu dan bila
salah satu kebutuhan tersebut tidak dapat terpenuhi akan membawa dampak yang
negatif pada wirausaha.
Adapun
aspek-aspek yang mendorong motivasi berwirausaha menurut Riyanti (2003):
a.
Kemandirian, merupakan kemampuan berdiri
sendiri yang ditafsirkan secara kritis dan dinamis, bukan berarti harus bekerja
sendiri tanpa berhubungan atau bekerja sama dengan siapapun,
b.
Inovatif, merupakan kemampuan untuk
seorang pengusaha yang mempunyai mentalitas kewirausahaan yang menilai tinggi
orientasi ke depan, menilai tinggi hasrat untuk menemukan ide-ide baru,
berorientasi pada hasil karya dan menilai tinggi kemampuan, disiplin dan
bertanggung jawab disertai dengan hasrat untuk berprestasi pada bidangnya,
c.
Menanggung resiko, yaitu kemampuan
individu untuk menghadapi segala tantangan dan kemungkinan yang akan terjadi
dengan penuh perhitungan, seperti persaingan, naik turunnya harga, barang tidak
laku, dan sebagainya.
Menurut
Prijosaksono (2001), manajemen diri atau self
management merupakan kemampuan individu untuk mengendalikan sepenuhnya
keberadaan diri secara keseluruhan (fisik, emosi, mental atau pikiran, jiwa
maupun rohnya) dan realita kehidupannya dengan memanfaatkan kemampuan yang
dimilikinya. Goleman (2000) mengungkapkan bahwa manajemen diri merupakan
pengelolaan impuls dan perasaan yang menekan tergantung pada keselarasan kerja
pusat emosi dan pusat eksekusi otak di lobus prefrontal.
Berkaitan dengan
hal tersebut di atas, O’Keefe dan Berger (Prijosaksono, 2001) mendefiniskan self management sebagai menyelesaikan
tujuan. Self management tidak sama
dengan self control karena self control berkonotasi mengendalikan
atau menahan rintangan sedangkan self
management adalah melakukan hal-hal seperti biasanya menyangkut diri
sendiri dengan kebebasan dan spontan. Manajemen diri dapat membentuk individu
kearah lebih baik sesuai dengan perilaku mana yang akan diubah, ditingkatkan
atau dikurangi sehingga mampu membantu individu untuk memotivasi kerja
individu.
Maxwell
(Prijosaksono, 2001) mengemukakan aspek-aspek yang terdapat dalam manajemen
diri antara lain :
a.
Pengelolaan waktu. Waktu merupakan hal
utama dalam manajemen diri. Seperti halnya kehidupan yang harus dikelola dan
dikendalikan, waktu juga harus dikelola dan dikendalikan dengan sebaikbaiknya
agar dapat mencapai sasaran dan tujuan dalam kehidupan dan pekerjaan secara
efektif dan efisien. Selama ini pengertian mengelola waktu hanya diartikan
sebagai cara mengalokasikan waktu secara efektif dan efisien.
b.
Hubungan antar manusia. Hubungan antara
merupakan pilar utama dalam manajemen diri, karena individu selalu berhubungan
dengan orang lain dalam hampir semua aspek kehidupan. Hubungan personal yang
erat dapat menjadi sumber kekuatan dan pembaruan yang terus menerus. Efektif
tidaknya hubungan seseorang dengan orang lain sangat mempengaruhi pencapaian
hal-hal terbaik dalam kehidupan, dan dalam mengembangkan kehidupan yang lebih
bermakna baik itu ditempat kerja atau dalam kehidupan tinggal. Cara berhubungan
dengan orang lain merupakan kunci sukses utama kesuksesan. Dalam hidup
seseorang membutuhkan teman, sahabat, kekasih, rekan kerja, maupun mitra
bisnis, juga membutuhkan orang yang dapat diajak berbagai keceriaan, kesedihan,
ketakutan, kegagalan, dan keberhasilan. Interaksi ini menyentuh dan membangun
seseorang pada tingkat kehidupan yang terdalam.
c.
Perspektif diri. Perspektif diri
terbentuk jika individu dapat melihat dirinya sama dengan apa yang dilihat
orang lain pada dirinya. Individu yang dapat melihat dan menilai dirinya sama
dengan apa yang dilihat dan dipikirkan oleh orang lain pada dirinya berarti
individu tersebut jujur dan nyata dalam menilai dirinya sehingga individu
tersebut memiliki penerimaan diri yang lebih luas yang pada akhirnya akan
mempermudah individu dalam manajemen diri, tetapi jika individu tidak dapat
melihat dirinya seperti yang dilihat oleh orang lain secara jujur dan sesuai
kenyataan maka akan mengarah pada suatu kebohongan pada diri sendiri dan
individu tersebut akan menciptakan cermin diri yang semu sehingga individu
tidak dapat menerima kenyataan dirinya.
B.
Motivasi
Berwirausaha
Motivasi berasal dari
bahasa latin “movere” yang berarti dorongan atau daya penggerak. Pada dasarnya
perusahaan bukan saja mengharapkan karyawan yang mampu, cakap dan terampil,
tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai
hasil kerja yang optimal. Kemampuan, kecakapan dan keterampilan karyawan tidak
ada artinya bagi perusahaan, jika mereka tidak mau bekerja keras dengan
mempergunakan kemampuan, kecakapan dan ketermpilan yang dimiliknya.
Motivasi penting karena
dengan motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan
antusias untuk mencapai produktivitas yang tinggi.
Perbuatan
manusia selalu didorong oleh faktor-faktor yang mendorong dirinya untuk
melakukan perbuatan atau tingkah laku tertentu untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Tidak ada manusia yang mengerjakan suatu aktifitas atau pekerjaan
tertentu kalau tidak ada tujuan yang ingin dicapainya. Begitu pula dalam hal
berwirausaha, manusia memerlukan adanya motivasi dalam dirinya.
Wiratmo (1996)
mengemukakan wirausaha adalah seseorang yang gagah berani dan pantas jadi
tauladan dalam bidang usaha, dengan kata lain wirausaha adalah orang-orang yang
mempunyai sifat-sifat kewirausahaan: keberanian mengambil resiko, keutamaan,
kreativitas, dan ketauladanan dalam menangani usaha atau perusahaan dengan
berpijak pada keamanan kemampuan sendiri.
Wirausaha adalah
proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan
waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologis, dan sosial yang
menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi.
Menurut
Sumahamijaya dkk (2003) pengertian wirausaha adalah enterpreneur yang berisikan
hardship: perlu keprihatinan dalam menghadapi kesukaran, salesmanship : keahlian meyakinkan apa saja kepada orang lain,
termasuk keahlian menjual, leadership
: kepemimpinan, dan kemampuan mengambil resiko. Robbins (Hasibuan, 2003) yang
berpendapat bahwa motivasi sebagai suatu kerelaan untuk berusaha seoptimal
mungkin dalam pencapaian tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh kemampuan
usaha untuk memuaskan beberapa kebutuhan individu.
Berdasarkan
pengertian motivasi dan pengertian wirausaha, maka pada penelitian ini motivasi
berwirausaha disimpulkan sebagai keadaan yang mendorong, menggerakan dan
mengarahkan keinginan individu untuk melakukan kegiatan kewirausahaan, dengan
cara mandiri, percaya pada diri sendiri, berorientasi ke masa depan, berani
mengambil resiko, kreatif dan menilai tinggi hasrat inovasi.
Pikiran wirausahawan haruslah terorganisasi dengan baik
sekali dan mampu memfokuskan pada pelbagai problem. Wirausahawan haruslah mampu
memindahkan perhatian wirausahawan dari satu problem ke problem lain dengan
upaya yang minim.
Suatu pedoman bagi kepemimpinan yang baik adalah
“perlakukanlah orang-orang lain sebagaimana wirausahawan ingin diperlakukan”.
Berusaha membangkitkan suatu keadaan dari sudut pandangan orang lain akan ikut
mengembangkan sebuah sikap tepo seliro.
Pengusaha yang berpeluang untuk maju secara mantap adalah
yang memiliki jiwa kepemimpinan yang sangat menonjol. Ciri-ciri mereka biasanya
sangat menonjol, dan sangat khas. Dimana keputusan dan sepak terjangnya sering
dianggap tidak lazim dan lain dari pada umumnya pengusaha. Mereka “tampil
beda”.
Jika wirausahawan
mau meneliti lebih jauh, ternyata keberhasilan-keberhasilan itu sebenarnya
bukan disebabkan oleh ketrampilan semata, melainkan lebih oleh jiwa
kepemimpinan yang dimiliki si pengusaha. Leadership yang bersangkutan yang menuntun dan membawanya
ke jenjang sukses.
Ada tiga hal yang
memungkinkan seseorang, baik trampil maupun tidak untuk bisa tampil sebagai
tokoh yang sukses, atau orang yang berkecukupan yaitu :
v Memanfaatkan ledership yang berasal
dari diri sendiri.
v Memanfaatkan ledership orang lain.
v Faktor keberuntungan (luck atau
hoki)
C.
Karakteristik Wirausahawan
Sejarah kewirausahaan menunjukkan
bahwa Wirausahawan mempunyai karakteristik umum serta berasal dari kelas yang
sama. Para pemula revolusi industri Inggris berasal dari kelas menengah dan
menengah bawah. Dalam sejarah Amerika
pada akhir abad ke sembilan belas, Heillbroner mengemukakan bahwa rata-rata
Wirausahawan adalah anak dari orang tua yang mempunyai kondisi keuangan yang memadai, tidak miskin dan tidak kaya. Schumpeter
menulis bahwa Wirausahawan tidak membentuk suatu kelas sosial tetapi berada dari
semua kelas.
Menurut Mc Clelland, karakteristik
Wirausahawan adalah sebagai berikut :
1.
Keinginan untuk
berprestasi.
Penggerak
psikologis utama yang memotivasi Wirausahawan adalah kebutuhan untuk
berprestasi, yang biasanya diidentifikasikan sebagai kebutuhan. Kebutuhan ini
didefinisikan sebagai keinginan atau dorongan dalam diri orang yang memotivasi
perilaku ke arah pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan merupakan tantangan bagi
kompetisi individu.
2.
Keinginan untuk
bertanggung jawab.
Wirausahawan
menginginkan tanggung jawab pribadi bagi pencapaian tujuan. Mereka memilih
menggunakan sumber daya sendiri dengan cara bekerja sendiri untuk mencapai
tujuan dan bertanggung jawab sendiri terhadap hasil yang dicapai. Akan tetapi
mereka akan melakukannya secara berkelompok sepanjang mereka bisa secara
pribadi mempengaruhi hasil-hasil.
3.
Preferensi kepada
resiko-resiko menengah.
Wirausahawan
bukanlah penjudi. Mereka memilih menetapkan tujuan-tujuan yang membutuhkan
tingkat kinerja yang tinggi, suatu tingkatan yang mereka percaya akan menuntut
usaha keras tetapi yang dipercaya bisa mereka penuhi.
4.
Persepsi pada
kemungkinan berhasil.
Keyakinan
pada kemampuan untuk mencapai keberhasilan adalah kwalitas kepribadian
Wirausahawan yang penting. Mereka mempelajari fakta-fakta yang dikumpulkan dan
menilainya. Ketika semua fakta tidak sepenuhnya tersedia, mereka berpaling pada
sikap percaya diri mereka yang tinggi dan melanjutkan tugas-tugas tersebut.
5.
Rangsangan oleh umpan
balik.
Wirausahawan
ingin mengetahui bagaimana hal yang mereka kerjakan, apakah umpan baliknya baik
atau buruk. Mereka dirangsang untuk mencapai hasil kerja yang lebih tinggi
dengan mempelajari seberapa efektif usaha mereka.
6.
Aktifitas enerjik.
Wirausahawan
menunjukan enerji yang jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata orang. Mereka
bersifat aktif dan mobil dan mempunyai proporsi waktu yang besar dalam
mengerjakan tugas dengan cara baru. Mereka sangat menyadari perjalanan waktu.
Kesadaran ini merangsang mereka untuk terlibat secara mendalam pada kerja yang
mereka lakukan.
7.
Orientasi ke masa
depan.
Wirausahawan
melakukan perencanaan dan berpikir ke depan. Mereka mencari dan mengantisipasi
kemungkinan yang terjadi jauh di masa depan.
8.
Ketrampilan dalam
pengorganisasian.
Wirausahawan
menunjukkan ketrampilan dalam organisasi kerja dan orang-orang dalam mencapai
tujuan. Mereka sangat obyektif dalam memilih individu-individu untuk tugas
tertentu. Mereka akan memilih yang ahSli bukan teman agar pekerjaan bisa
dilakukan dengan efisien.
9.
Sikap terhadap uang.
Keuntungan
finansial adalah nomor dua dibandingkan arti penting dari prestasi kerja
mereka. Mereka hanya memandang uang sebagai lambang kongkret dari tercapainya
tujuan dan sebagai pembuktian dari kompetensi mereka.
D.
Potensi
Kewirausahaan
Karakteristik
Wirausahawan sukses dengan semangat tinggi akan memberikan pedoman bagi analisa
diri sendiri.
1.
Kemampuan inovatif.
Inovasi
memerlukan pencarian kesempatan baru. Hal tersebut berarti perbaikan barang dan
jasa yang ada, menciptakan barang dan jasa baru, atau mengkombinasikan
unsur-unsur produksi yang ada dengan cara baru dan lebih baik.
2.
Toleransi terhadap
kemenduaan (ambiguity).
Ini
berarti kemampuan untuk berhubungan dengan hal yang tidak terstruktur dan tidak
bisa diprediksi. Karakteristik ini berkaitan erat dengan proses inovatif.
3.
Keinginan untuk
berprestasi adalah tanda-tanda penting dari dorongan ke-Wirausahaan.
Hal
ini menandai para pemiliknya sebagai orang yang tidak mengenal menyerah di
dalam mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan sendiri.
4.
Kemampuan perencanaan
realistis.
Menetapkan
tujuan yang menantang dan bisa diterapkan adalah tanda dari perencanaan realistis.
Tujuan ditetapkan sesuai dengan tujuan dari Wirausahawan.
5.
Kepemimpinan
terorientasi pada tujuan.
Wirausahawan
membutuhkan aktivitas yang mempunyai tujuan. Semangat yang tinggi memotivasi
mereka untuk mengarahkan tenaga mereka dan rekan kerja serta bawahan mereka ke
arah tujuan yang ditetapkan.
6.
Obyektivitas.
Wirausahawan
obyektif di dalam mengarahkan pemikiran dan aktivitas keWirausahaannya dengan
cara pragmatis. Wirausahawan mengumpulkan fakta-fakta yang ada, mempelajarinya
dan menentukan arah tindakan dengan cara-cara praktis.
7.
Tanggung jawab pribadi.
Wirausahawan
memikul tanggung jawab pribadi, mereka menetapkan tujuan sendiri dan memutuskan
bagaimana cara mencapai tujuan tersebut dengan kemampuan mereka sendiri.
E.
Jenis dan Tujuan
Motivasi
Jenis-jenis motivasi
diantaranya:
1.
Motivasi Positif
(insentif positif), manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada
mereka yang berprestasi baik.
2.
Motivasi negatif
(insentif negatif), manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hukuman kepada
mereka yang pekerjaannya kurang baik (prestasi rendah).
Tujuan Motivasi
1.
Mendorong gairah
dan semangat kerja
2.
Meningkatkan
kepuasan
3.
Meningkatkan
produktivitas kerja
4.
Mempertahankan
loyalitas
5.
Efektifitas
6.
Efisiensi
7.
Meningkatkan
kreativitas, dan lain-lain
8.
Kemampuan beradaptasi.
Para
Wirausahawan mampu menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan perubahan
lingkungan. Ketika Wirausahawan terhambat oleh kondisi yang berbeda dari apa
yang mereka harapkan, mereka tidak menyerah, namun melihat situasi secara
obyektif.
9.
Kemampuan sebagai
pengorganisasi dan administrator.
Wirausahawan
mempunyai kemampuan mengorganisasi dan administasi di dalam mengidentifikasi
dan mengelompokkan orang-orang berbakat untuk mencapai tujuan. Mereka
menghargai kompetensi dan akan memilih para spesialis untuk mengerjakan tugas
dengan efisien.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Untuk menjadi
wirausahawan yang sukses, seseorang harus memiliki ide atau visi bisnis yang
jelas serta kemauan dan keberanian untuk menghadapi risiko, baik berupa waktu
maupun uang. Apabila ada kesiapan dalam menghadapi risiko.
Bila ingin sukses harus
membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan, dan menjalankannya. Agar usaha
tersebut berhasil, selain harus bekerja keras sesuai dengan urgensinya,
wiraushawan harus mampu mengembangkan hubungan, baik dengan mitra usaha maupun
semua pihak yang terkait dengan kepentingan perusahaan.
B.
Saran
Sukses dalam
berwirausaha tidak diperoleh secara tiba-tiba atau instan dan secara kebetulan,
tetapi dengan penuh perencanaan, memiliki visi, misi, kerja keras, dan memiliki
keberanian secara bertanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA
http://nayarachma.blogspot.co.id/2017/05/makalah-motivasi-berwirausaha_5.html
https://core.ac.uk/download/pdf/11717802.pdf
http://eprints.ums.ac.id/21440/13/publikasi.pdf
https://www.academia.edu/8712553/entrepreneurship_manajemen_sumber_daya_dan_motivasi_dalam_kewirausahaan.2017